Presdir Yakin Membawa MARK Menembus Rekor Rp 1 Triliun di 2021

04 May 2021
Admin MDI

Memasuki tahun 2021, prospek bisnis produsen cetakan sarung tangan kesehatan berbasis porselen sangat besar dan menjanjikan untuk terus tumbuh. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemakaian sarung tangan, perlengkapan wajib para dokter dan perawat di garda depan penanganan Covid-19, serta penerapan protokol kesehatan di masa pandemi ini masih menjadi faktor penting permintaan produksi sarung tangan. Hal ini akan menjadi gaya hidup baru yang tidak akan terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Di 2020, perseroan telah meningkatkan kapasitas produksi hingga mampu mencetak 800.000 pcs/bulan. Tidak membutuhkan waktu yang lama, utilisasi kapasitas baru tersebut mencapai titik maksimum hanya dalam 2 bulan. Ini disebabkan oleh kurangnya pasokan cetakan sarung tangan di pasar global disaat permintaan sedang berada di puncak tertingginya. Alhasil, perseroan telah mengalokasikan capex lebih kurang Rp 150 Milyar untuk pembangunan pabrik baru yang ditotalkan akan mampu mencetak 1,4 juta pcs/bulan dimulai dari Kuartal II 2021.

Pesanan MARK sudah dikantongi sekitar 98 % dari total permintaan terdaftar di tahun 2021. Beberapa dari pelanggan tersebut merupakan pelanggan setia yang merupakan pemain utama produsen sarung tangan di panggung internasional, yakni Hartalega, Top Gloves, Kossan, Sri Tang, Intco, Zhong Hong Pu Lin, dan BlueSail. Bahkan beberapa pelanggan baru ingin melakukan spot in dengan membeli produk MARK lebih mahal 50% dari harga normal. Dengan adanya penawaran bagus ini, Ridwan Goh memperkirakan kemungkinan akan ada kenaikan harga jual rata-rata di 2021. “Melihat kondisi pasar yang cukup imbalance, average selling price (ASP) diperkirakan akan naik sekitar 15%. Ini tentunya katalis positif bagi kami untuk memacu kinerja di tahun recovery ini”, ujar pemenang Rising Star CEO tersebut.

Kondisi ini berdampak positif bagi MARK yang sudah mengantongi kontrak senilai US$66,8 juta untuk pengapalan pada 2021. Beliau juga yakin akan berhasil mencapai target yang telah ditetapkan untuk menyambut tahun baru ini. Tidak tanggung-tanggung, target penjualan akan naik sebesar dua kali lipat dari penjualan di 2020. “Untuk penjualan 2020 mungkin akan dicapai sekitar Rp 548 Milyar, namun masih menunggu proses audit. Sedangkan di 2021, dengan adanya kenaikan ASP dan penambahan kapasitas hampir dua kali lipat, target penjualan konsolidasi akan mencapai angka Rp 1,061 Triliun dengan laba bersih sekitar Rp 300,6 Milyar.”, kata Ridwan Goh. Menurutnya, target tersebut sangat realistis setelah mempertimbangkan kondisi pasar saat ini. “Di 2022 nanti, penjualan konsolidasi akan naik 40% dari 2021 yaitu menjadi Rp 1,474 Triliun dan bottom line sekitar Rp 433,3 Milyar”, tambah Ridwan.

Berbanding lurus dengan permintaan yang masuk, persediaan bahan baku untuk cetakan sarung tangan sudah tersedia 90% dari total bahan baku yang akan dipakai di Semester Itahun 2021. Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan cetakan porselen sarung tangan ini seluruhnya diimpor dari Eropa, dan bebeapa negara lainnya. MARK memastikan seluruh bahan baku terjamin kualitasnya untuk menghasikan output yang baik kualitasnya dan sesuai dengan permintaan produsen sarung tangan. “Melihat data tersebut, potensi bisnis MARK sangat besar dan terus menjanjikan” ujar Ridwan Goh.

Sebagai tambahan, MARK sendiri telah mengakuisisi dua anak perusahaan yang masing-masing bergerak di produk saniter dan agrikultur. Akuisisi dilakukan di semester pertama 2020 dengan kucuran dana sekitar Rp 70 Milyar. Produk saniter, seperti toilet duduk dan jongkok, akan menggunakan sisa bahan baku dari cetakan sarung tangan. Sedangkan produk pertanian yang dipasarkan oleh PT Agro Dynamics Indonesia adalah sprayer, herbisida, dan etephon (penyubur) yang dibutuhkan oleh industri pertanian. Kedua lini bisnis ini diproyeksikan dapat berkontribusi sebesar 10% – 15% total penjualan.

Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, bukan tidak mungkin MARK melipat gandakan kinerja mereka di 2021. Ditambah lagi kondisi ekonomi global yang mulai pulih secara perlahan karena telah tersedianya vaksin di seluruh dunia. Tingginya permintaan ini akan terus berlangsung dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang. Setelah kondisi kembali normal, permintaan sarung tangan secara global diperkirakan tetap akan bertumbuh sebesar 10% – 12% per tahun.